Pertama kali melihat labirin di Gimnyeon Maze Park, seperti melihat labirin di Film Harry Potter di Triwizard Tournament.
Kalau yang ini sish gak ada pakai sihir-sihir segala deh...untuk kita kalahkan dan menyelamatkan diri kita dari musuh-musuh.
Labirin-labirin ini di mulai pada tahun 1987 oleh Dr. Frederic H. Dustan yang merupakan seorang professor Amrika di Universitas Nasional Cheju. Ia mendanai rencana pembuatan labirin ini dengan dananya pribadi dengan menggunakan tumbuhan-tumbuhan dari selurh Asia dan dirawat secara pribadi. Labirin Gimnyeong Maze Park di desain oleh sebuah perusahaan terkenal Adrian Fisher Minotaur Maze Designs. Keberadaan labirin ini di Donggimnyeong-ri.
Labirin ini juga merupakan bentuk kecintaan professor terhadap pula Jeju dan dia pun bertahan dipulau tersebut selama lebih dari 27 tahun. Untuk mencapai ke tempat ini, dari Bandara Internasional Jeju naik bis nomor 100 dan turun di terminal bis dalam kota. Lalu naik bis jurusan Gua Manjanggul dan turun di lapangan parkir sebelum pintu masuk gua. Perkiraan lama perjalanannya sekitar 50 menit. Wisata ini dibuka pada pukul 08.30 waktu setempat hingga pukul 19.50 waktu setempat.
Gimnyeon Maze PArk sendiri merupakan gabungan tujuang gambar yang melegenda di Korea Selatan, yaitu bentuk Pulau Jeju itu sendiri, yang mencakup: sekor ular yang merupakan objek yang disembah oleh orang-orang yang tinggal di Pulau Jeju sampai pertengahan tahun 70-an, kuda asli Pulau Jeju yang dibawa ke tempat itu oleh orang Mongolia pada tahun 1276, kapal Sparrowhawk yang karam di pulau ini pada tahun 1653 dan membawa Hendrick Hamel dan kwan-kawannya para pelaut Belanda ke Kerajaan Joseon, dan Dolmen yang merupakan peninggalan zaman perunggu. Semua ini juga merupakan simbol-simbol yang terkenal di Negara Korea Selatan dan merupakan Landmark di Pulau Jeju itu sendiri.
Labirin ini juga terkenal di kalangan pemuda dan pemudi Korea selatan, mereka yang tertarik untuk menaklukkannyadan menemukan jalan keluar dari labirin ini. Labirin ini lebih susah karena pagar tanaman yang dibuat cukup lebat dan sangat tinggi, sehingga kita tidak mungkin untuk menerobos atau melihat jalan keluarnya. Akan tetapi, ada jembatan di tengah-tengah labirin yang mungkin dapat membantu nada untuk beristirahat sejenak dan mencari jalan keluarnya. Biasanya orang membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit bahkan ada yang lebih untuk menemukan jalan keluarnya. Ada pula peta yang dapat anda gunakan untuk mencari jalan keluarnya namun, banyak juga orang yang tersesat walaupun menggunakan peta.
Untuk biayanya sendiri pembanyarannya bisa secara individu maupun kelompok: Sesuai dengan tukar rupiah dengan won pada tanggal 9 Desember 2012
A. Individu:
1. Dewasa (diatas 19 tahun) : Rp. 26.500,- (Won = 2.945,-) / per orang
2. Remaja (13-18 tahun) : Rp 13.300,- (Won = 1.478,-) / per orang
3. Anak-anak (7-12 tahun) : Rp 7.000,- (Won = 778,-) / per orang
4. Lanjut Usia (diatas 65 tahun) : Rp 20.200,- (Won = 2245,-) / per orang
B. Kelompok:
1. Dewasa (diatas 19 tahun) : Rp. 20.200,- (Won = 2245,-) / per orang
2. Remaja (13-18 tahun) : Rp 8.900,- (Won = 989,-) / per orang
3. Anak-anak (7-12 tahun) : Rp 7.000,- (Won = 778,-) / per orang
4. Lanjut Usia (diatas 65 tahun) : Rp 20.200,- (Won = 2245,-) / per orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama:
Email:
Facebook:
Twitter: