Total Tayangan Halaman

Minggu, 10 Maret 2013

Contoh Skripsi Kualitatif From Indah part 1

Mohon tidak meng-Copy Paste-kan  atau menjiplak hasil usaha orang lain!!!!

Judul Penelitian : Konsep Diri Mahasiswa Perempuan yang Berbusana Muslim Syariah



BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu disalah satu institusi pendidikan yang memiliki intelektual moral serta religiusitas yang tinggi untuk menjadi lebih baik. Menurut Ahmad Barizi (2011 dalam http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2341341-pengertian-mahasiswa/), mahasiswa adalah sekelompok manusia yang berfikir ke depan, memiliki akses intelektual dan moral yang “tak terbatas” untuk diekspresikan.
Mahasiswa itu sendiri terdapat didalamnya terdiri dari mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Dimana mahasiswa perempuan menuntut ilmu untuk menjadi parner atau kesamaan gender terhadap laki-laki didalam lingkungan sosial maupun bermasyarakat. Dalam memahami mahasiswa perempuan ditinjau dari perspektif agama Islam yang luas tentu akan dituntut mahasiswa perempuan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam merespon berbagai bentuk sikap dan perilaku keagamaan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam berbusana.
Busana adalah pakaian / “alat” untuk melindungi tubuh atau “fasilitas” untuk memperindah tampilan serta pakaian pun dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi yang non-verbal dimana mengandung simbol-simbol yang memiliki beragam makna. Berbusana muslim tentu memiliki aturan dan pedomannya terlihat dari bagaimana cara kita berbusana muslim itu sendiri.
Didalam pandangan Islam bahwa busana seorang muslimah yang dikenakannya merupakan simbol identitas diri, jati diri, kehormatan dan kesederhanaan bagi seseorang yang dapat melindungi dari berbagai bahaya yang mungkin mengancam dirinya. Prinsip berpakaian dalam Islam dikenakan oleh seorang muslimah sebagai ungkapan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, kerena itu berpakaian bagi seorang muslimah memiliki nilai ibadah. Oleh karena demi kian, dalam berpakaian seorang muslimah harus mengikuti aturan yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an dan As-Sunnah (sering disebut dengan syariah). Dalam berpakaian seseorang pun tidak dapat menentukan kepribadiannya secara mutlak, akan tetapi sedikit dari pakaian yang digunakannya akan tercermin kepribadiannya dari sorotan lewat pakaiannya.
Tentu di dalam aturan syariah sendiri ada syarat-syarat dalam berbusana muslim syariah dimana busana muslim tersebut harus menutupi seluruh badan kecuali bagian muka dan telapak tangan, kain tidak tipis dan tidak transparan (tidak tembus pandang), kain tidak ketat (longgar), dan pakaian tersebut tidak menyerupai laki-laki maupun wanita kafir. Dikutip dari hasil wawancara dari Kompas.com dalam “Agar Busana Muslim Tak Terkesan Berlebihan” pada tanggal 7 Agustus 2012:
       "Saat busana muslim, sebaiknya menekankan pada satu sisi, mana yang mau ditampilkan. Point of you apa? bagian baju mana yang ingin ditonjolkan? Orang akan melihat baju itu ke arah mana. Jadi, jangan terlalu heboh," saran desainer pemilik tiga label busana muslim, Monika Jufry di sela pagelaran busana Eksobatika Grand Indonesia, beberapa waktu lalu. "Kesalahan umum berbusana muslim adalah orang ingin menonjolkan diri. Padahal pakai busana muslim sudah menonjol, karena kain yang panjang. Tonjolkan saja satu hal saat berpenampilan dengan busana muslim," sarannya di sela temu media bersama HijUp.com, mal online busana muslim di Jakarta.
Berbusana muslim syariah sendiri dapat mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut bersosialisasi dalam lingkungannya dan lingkungan luar juga penilaian dirinya sendiri terhadap dirinya dan tentu saja hal tersebut membentuk konsep diri tersendiri bagi kaum perempuan yang menggunakan busana muslim tersebut. Dimana konsep diri itu sendiri adalah pemahaman diri seseorang dalam mengambarkan diri individu terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya berhubungan dengan gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role) dan identitas diri (self identity). Menurut Hurlock (1994 dalam http://www.g-excess.com/28242/pengertian-konsep-diri-menurut-beberapa-ahli/) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image) individu mengenai karakteristik dirinya yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement.
Seorang mahasiswa perempuan yang berbusana muslim syariah biasanya terlihat dari tampilan luarnya tampak sederhana dan tidak mencolok di lingkungan sekitarnya. Biasanya busana yang dikenakan seseorang akan mencerminkan gambaran dalam diri dimana seseorang menunjukkan identitasnya ke lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang ingin diketahui oleh peneliti bagaimana konsep diri mahasiswa perempuan yang berbusana muslim syariah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan mahasiswa perempuan menggunakan busana muslim sesuai syariah?
2. Bagaimana konsep diri pada mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah?
3. Bagaimana hubungan sosial mahasiswa perempuan dalam berbusana muslim yang sesuai dengan syariah?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penyebab mahasiswa perempuan yang menggunakan busana muslim sesuai dengan syariah.
2. Untuk mengetahui konsep diri pada mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah.
3. untuk mengetahui hubungan sosial mahasiswa perempuan yang berbusana muslim syariah.
D. MANFAAT PENETIAN
- Secara teoritis:
       Penelitian ini memiliki manfaat teoritis bagi psikologi perkembangan dan psikologi sosial. Bagi lapangan ilmu psikolofi perkembangan, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang konsep diri pada mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai syariah. Psikologi sosial akan mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai interaksi sosial mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah. Dan terkhusus untuk peneliti, peneliti ingin melihat apakah teori-teori tentang kosep diri sesuai dengan hasil penelitian terhadap 5 responden yang berbeda serta mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang bidang psikologi.
- Secara praktis:
Melalui proses penelitian ini, subjek sebagai respoden lebih memahami gambaran dan dinamika konsep dirinya serta meningkatkan hubungan sosial antara peneliti dengan subjek (responden).

1 komentar:

  1. permisi kak, saya izin untuk print-out tulisannya sebagai refrensi saya pribadi boleh?

    BalasHapus

Nama:
Email:
Facebook:
Twitter: