Mohon tidak meng-Copy Paste-kan atau menjiplak hasil usaha orang lain!!!!
Judul Penelitian : Konsep Diri Mahasiswa Perempuan yang Berbusana Muslim Syariah
Judul Penelitian : Konsep Diri Mahasiswa Perempuan yang Berbusana Muslim Syariah
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah seseorang yang
sedang menuntut ilmu disalah satu institusi pendidikan yang memiliki
intelektual moral serta religiusitas yang tinggi untuk menjadi lebih baik.
Menurut Ahmad Barizi (2011 dalam http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2341341-pengertian-mahasiswa/),
mahasiswa adalah sekelompok manusia yang berfikir ke depan, memiliki akses
intelektual dan moral yang “tak terbatas” untuk diekspresikan.
Mahasiswa itu sendiri terdapat
didalamnya terdiri dari mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Dimana
mahasiswa perempuan menuntut ilmu untuk menjadi parner atau kesamaan gender
terhadap laki-laki didalam lingkungan sosial maupun bermasyarakat. Dalam
memahami mahasiswa perempuan ditinjau dari perspektif agama Islam yang luas
tentu akan dituntut mahasiswa perempuan menjadi lebih arif dan bijaksana dalam
merespon berbagai bentuk sikap dan perilaku keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari seperti dalam berbusana.
Busana adalah pakaian / “alat” untuk
melindungi tubuh atau “fasilitas” untuk memperindah tampilan serta pakaian pun
dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi yang non-verbal dimana mengandung
simbol-simbol yang memiliki beragam makna. Berbusana muslim tentu memiliki
aturan dan pedomannya terlihat dari bagaimana cara kita berbusana muslim itu
sendiri.
Didalam pandangan Islam bahwa busana
seorang muslimah yang dikenakannya merupakan simbol identitas diri, jati diri,
kehormatan dan kesederhanaan bagi seseorang yang dapat melindungi dari berbagai
bahaya yang mungkin mengancam dirinya. Prinsip berpakaian dalam Islam dikenakan oleh seorang muslimah sebagai
ungkapan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, kerena itu berpakaian bagi
seorang muslimah memiliki nilai ibadah. Oleh karena demi kian, dalam berpakaian
seorang muslimah harus mengikuti aturan yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an
dan As-Sunnah (sering disebut dengan syariah). Dalam berpakaian seseorang pun
tidak dapat menentukan kepribadiannya secara mutlak, akan tetapi sedikit dari
pakaian yang digunakannya akan tercermin kepribadiannya dari sorotan lewat
pakaiannya.
Tentu di dalam aturan syariah
sendiri ada syarat-syarat dalam berbusana muslim syariah dimana busana muslim
tersebut harus menutupi seluruh badan kecuali bagian muka dan telapak tangan,
kain tidak tipis dan tidak transparan (tidak tembus pandang), kain tidak ketat
(longgar), dan pakaian tersebut tidak menyerupai laki-laki maupun wanita kafir.
Dikutip dari hasil wawancara dari Kompas.com dalam “Agar
Busana Muslim Tak Terkesan Berlebihan” pada tanggal 7 Agustus 2012:
"Saat busana muslim, sebaiknya menekankan pada satu sisi, mana yang mau
ditampilkan. Point of you apa? bagian baju mana yang
ingin ditonjolkan? Orang akan melihat baju itu ke arah mana. Jadi, jangan
terlalu heboh," saran desainer pemilik tiga label busana muslim, Monika Jufry
di sela pagelaran busana Eksobatika Grand Indonesia, beberapa waktu lalu. "Kesalahan umum berbusana
muslim adalah orang ingin menonjolkan diri. Padahal pakai busana muslim sudah
menonjol, karena kain yang panjang. Tonjolkan saja satu hal saat berpenampilan
dengan busana muslim," sarannya di sela temu media bersama HijUp.com, mal online busana muslim di Jakarta.
Berbusana muslim syariah sendiri
dapat mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut bersosialisasi dalam
lingkungannya dan lingkungan luar juga penilaian dirinya sendiri terhadap
dirinya dan tentu saja hal tersebut membentuk konsep diri tersendiri bagi kaum
perempuan yang menggunakan busana muslim tersebut. Dimana konsep diri itu
sendiri adalah pemahaman diri seseorang dalam mengambarkan diri individu
terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya berhubungan dengan gambaran diri
(body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role) dan identitas diri (self identity). Menurut Hurlock (1994
dalam http://www.g-excess.com/28242/pengertian-konsep-diri-menurut-beberapa-ahli/) yang
dimaksud konsep diri adalah kesan (image)
individu mengenai karakteristik dirinya yang mencakup karakteristik fisik,
sosial, emosional, aspirasi dan achievement.
Seorang mahasiswa perempuan yang
berbusana muslim syariah biasanya terlihat dari tampilan luarnya tampak
sederhana dan tidak mencolok di lingkungan sekitarnya. Biasanya busana yang
dikenakan seseorang akan mencerminkan gambaran dalam diri dimana seseorang
menunjukkan identitasnya ke lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang ingin
diketahui oleh peneliti bagaimana konsep diri mahasiswa perempuan yang
berbusana muslim syariah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang menyebabkan mahasiswa
perempuan menggunakan busana muslim sesuai syariah?
2. Bagaimana konsep diri pada mahasiswa
perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah?
3. Bagaimana hubungan sosial mahasiswa
perempuan dalam berbusana muslim yang sesuai dengan syariah?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui penyebab mahasiswa
perempuan yang menggunakan busana muslim sesuai dengan syariah.
2. Untuk mengetahui konsep diri pada
mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah.
3. untuk mengetahui hubungan sosial
mahasiswa perempuan yang berbusana muslim syariah.
D. MANFAAT PENETIAN
-
Secara teoritis:
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis
bagi psikologi perkembangan dan psikologi sosial. Bagi lapangan ilmu psikolofi
perkembangan, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang konsep
diri pada mahasiswa perempuan yang berbusana muslim sesuai syariah. Psikologi
sosial akan mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai interaksi sosial mahasiswa
perempuan yang berbusana muslim sesuai dengan syariah. Dan terkhusus untuk
peneliti, peneliti ingin melihat apakah teori-teori tentang kosep diri sesuai
dengan hasil penelitian terhadap 5 responden yang berbeda serta mendapatkan
wawasan yang lebih mendalam tentang bidang psikologi.
-
Secara praktis:
Melalui
proses penelitian ini, subjek sebagai respoden lebih memahami gambaran dan
dinamika konsep dirinya serta meningkatkan hubungan sosial antara peneliti
dengan subjek (responden).
permisi kak, saya izin untuk print-out tulisannya sebagai refrensi saya pribadi boleh?
BalasHapus