Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 Maret 2012

Perkembangan Kognitif Remaja


A. Perkembangan Kognitif Remaja
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah.
Kemudian, pandangan perkembangan kognitif menurut Vygotsky berbeda dengan piaget. Vygotsky lebih menekankan pada konsep sosiokultural, yaitu konteks social dan interaksi dengan orang lain dalam proses belajar anak. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya dengan baik, misalnya di masyarakat.
Perkembangan kognisi remaja mencapai tahap operasional formal yang memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja mampu mengambil keputusan untuk dirinya. Selama masa remaja, kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Masa remaja adalah awal dari tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi. Tahap ini terjadi di semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman mereka. Namun, bukti riset tidak mendukung hipotesis itu yang menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
Unsur yang terpenting dalam mengembangkan pemikiran seseorang adalah latihan dan pengalaman. Latihan berpikir, merumuskan masalah dan memecahkannya, serta mengambil kesimpulan akan membantu seseorang untuk mengembangkan pemikirannya ataupun intelegensinya. Piaget membedakan dua macam pengalaman, yaitu       :
1. Pengalaman fisis: terdiri dari tindakan atau aksi seseorang terhadap objek yang di hadapi untuk mengabstraksi sifat-sifatnya.
2. Pengalaman matematis-logis: terdiri dari tindakan terhadap objek untuk mempelajari akibat tindakan-tindakan terhadap objek itu.
Selain itu, unsur paling penting dalam perkembangan pemikiran adalah mekanisme internal (ekuilibrium) sebagai self-regulasi yang mengatur diri seseorang jika berhadapan dengan rangsangan atau tantangan dari luar. Piaget juga menyebutkan adanya pengaruh afeksi dalam perkembangan pemikiran seseorang yang berkaitan dengan kebutuhan untuk menentukan diri atau membentuk motivasi yang kuat bagi intelegensi seseorang tersebut (Suparno, 2001).
Ada 5 perubahan perkembangan kognitif anak remaja:
1.      Remaja sudah bisa melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita. atau sistem abstraksi, pendekatan dan penalaran yang sistematis (logis-idealis), sampai ke berfikir hipotetis adalah berdampak pada perilaku sosial, berperan dalam meningkatkan kemampuan membuat keputusan.
2.       Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis.
3.      Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir.berfikir  itu sendiri biasa dikenal dengan istilah Metacognition, yaitu monitoring tentang aktivitas kognitifnya sendiri selama proses berfikir,  menjdkannya instrospektif, terkait dengan adolescence egocentrism.
4.       Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular  karena mampu melihat dr berbagai perspektif dan lebih sensitif pada kata-kata sarkastik, sindiran “double entendres”.
5.       Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relatif, tidak selalu absolut dan sering muncul saat remaja meragukan sesuatu dan ditandai dengan seringnya berargumentasi dengan orang tua terutama tentang nilai-nilai moral.

Karakteristik pemikiran remaja berupa :
· Perkembangan kognisi sosial : remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, remaja yakin bahwa orangtua memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri.
· Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya.

Ada beberapa ciri pemikiran praoperasional formal pada remaja :
§ Abstrak           : Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
§ Idealis             : Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain dan standard-standard   ideal ini.
§ Logis               : Mulai  mampu  mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis.

Pada perkembangan kognisi remaja juga dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang berupa :
- Remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan: menguji situasi dari berbagai perspektif, mengantisipasi akibat-akibat dari keputusan-keputusan dan mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber.
- Remaja perlu punya lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan yang realistis.
Misal : Dalam pengambilan keputusan oleh remaja mulai dari pemikiran, keputusan sampai pada konsekuensinya, bagaimana lingkungannya yang menunjukkan peran lingkungan dalam membantu pengambilan keputusan pada remaja.




B.   Social Cognition Remaja
Kemampuan remaja menggunakan kognisinya dalam menghadapi permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapinya:
1.      Meliputi aktivitas kognitif :
• Berfikir tentang orang lain
• Berfikir tentang hubungan sosial
• Berfikir tentang institusi sosial
Dalam praktiknya, aktivitas kognitif ini di bedakan menjadi 3, yaitu:
• Impression Formation
• Social Perspective Taking
• Moraly and Social Convention
Status Identitas Diri Remaja Menurut James Marcia

1.      Status Identitas

Position on Occupation & Ideology Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement
Crisis Tidak Ada Tidak Ada Ada “Sedang” Ada
Commitment Tidak Ada Ada Tidak Ada “Samar-2” Ada

2.      Tahap Pengembangan Karir

• Periode Fantasi :
Memilih hal-hal yg aktif & menarik dianding yg realistis
• Periode Tentatif :
Sudah ada usaha yg lebih realistis, dg mencocokkan minat - kemampuannya
• Periode Realistis :
Mampu membuat perencanaan yg aplikatif

3.    Perkembangan Sosial Remaja

A. Cakupan Bahasan
• Macam-macam Permasalahan Sosial Remaja
• Remaja di Lingkungan Keluarga & Sosial
• Pencarian Identitas Diri

B. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
• Konsumsi Obat-obat Terlarang
• Alkoholism
• Kenakalan Remaja
• Free Relationship à Free-sexà Kehamilan Di Luar Pernikahan
• Eating Disorder
• Dekadensi Moral

C. Remaja di Lingkungan Keluarga & Sosial
• Persahabatan & kelompok-kelompok Sosial Remaja
• Peningkatan Emotional Remaja & Model-modelnya
• Proses Sosialisasi Pada Remaja


Pencarian Identitas Diri oleh Erik Erikson dikarakteristikkan sebagai pencapaian suatu rasa realitas diri sepenuhnya dalam kehidupan sosialnya, suatu rasa tentang diri yang saling berkaitan dan berkelanjutan, ditempuh dalam jangka waktu yang sangat lama. Dasarnya lebih bersifat psikologikal, sehingga dapat dirubah atau diganti standardnya.






3 hal yang mendukung pembentukan Status Identitas Diri Remaja

• Keyakinan dan Kematapan bahwa ia mendapat dukungan orang tua
• Mengembangan rasa untuk ingin bekerja dan mandiri
• Mampu mencapai perspektif dan pandangan refleksi diri terhadap masa depannya

Pencarian Kerja pada Remaja oleh Donald Super:
Crystalization : Mengidentifikasi kemungkinan-2 akan pekerjaan dan mencoba membanding-bandingkan beberapa pilihan karir.
Specification : Mendekatkan diri dengan jenis pekerjaan/karir yang sesuai dengan dirinya & mulai berlatih pada pekerjaan khusus.
Implementation : Melengkapi latihan kerja dan mulai suatu jenis pekerjaan yang mantap
Stabilization : Pemantapan karir
Consolidation : Memperluas wawasan dirinya yang terkait dengan pekerjaannya dan mencoba mencapai prestasi yang tinggi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama:
Email:
Facebook:
Twitter: